Teater Gandrung Pentas Tunggal, Sentil IKN hingga Judi Online

Teater Gandrung Pentas Tunggal

Teater Gandrung Universitas Muhammadiyah Bogor Raya menggelar pentas tunggal dengan karya berjudul “Tibuat”, pada Sabtu malam (27/7/2024). Mengusung konsep ruang terbuka, pentas tunggal ke-7 Teater Gandrung ini bercerita tentang kehidupan masyarakat petani.

Dengan konsep teater rakyat, “Tibuat” menghadirkan berbagai aktivitas petani seperti menanam padi, panen raya, ritual selamatan, hingga kehidupan sehari-hari masyarakatnya secara gamblang. Ornamen-ornamen pertanian juga hadir di panggung, seperti bebegig atau orang-orangan sawah, alu atau tempat menumbuk padi, dan lainnya.

Ritual-ritual pertanian ini dirangkai sedemikian rupa dengan latar musik tradisional seperti ingin mengingatkan kembali para penonton tentang tradisi dan budaya pertanian, khususnya di Bogor.

Baca juga:
Teater Karoeng Wakilkan Kota Bogor di Festival Teater Kampus Jakarta

Teater Gandrung Sentil IKN

Teater Gandrung menyuguhkan “Tibuat” dengan pesan yang kuat tentang pertanian dan lingkungan. Keluhan, sentilan, dan penolakan-penolakan dilontarkan dengan beragam. Narasi-narasi “pedas” muncul dengan gaya deklamasi, simbol-simbol, bahkan bodor khas Bogor juga hadir secara “nakal”, menyuarakan kritik-kritik pedas tentang situasi terkini di tanah air.

Salah satu isu yang muncul dalam pementasan Teater Gandrung ini adalah megaproyek Ibu Kota Nusantara IKN di Kalimantan Timur. Para pemain menyentil efek pembangunan IKN pada lingkungan akibat pembukaan kawasan hutan.

Dengan gaya bodor khas Sunda, para pemain juga menyentil judi online yang sedang marak di tanah air. Mereka mengajak penonton menertawai kebijakan pemerintah yang berencana memberikan bantuan sosial untuk keluarga korban judi online.

Antusias Penonton

Sutradara “Tibuat”, Rendi mengaku senang pementasan teater ini disambut baik para penonton. Tempat duduk lesehan yang ada tak mampu menampung antusias penonton. Puluhan penonton terpaksa berdiri menyaksikan pertunjukan.

“Rasanya campur aduk dan senang. Apresiasi masyarakat Leuwiliang itu cukup banyak untuk nonton teater. Kami sudah biasa pentaskan teater rakyat di gedung. Kali ini antusiasnya luar biasa,” kata Rendi usai pementasan.

Dukungan Penuh Kampus untuk Teater Gandrung

Tak hanya mendapat apresiasi dari pentonton yang berjubel, pentas tunggal Teater Gandrung juga mendapat dukungan penuh dari pihak kampus.

“Insya Allah Teater Gandrung selalu didukung kampus. Teater Gandrung salah satu UKM yang potensial. Selain mengambil potensi mahasiswa, juga mengangkat isu-isu yang relevan. Itu sangat membantu dalam edukasi masyarakat,” ujar Nova Ramadian, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Universitas Muhammadiyah Bogor Raya.

Baca juga:
Seniman Kota Bogor Hibur Bankir Jepang dengan Bodor Sunda

Add a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *