Teater Koma Sindir IKN Dengan Aksi Panakawan Yang Kekinian

Teater Koma menyindir proyek IKN dengan aksi lucu panakawan. Gareng, Petruk, dan Bagong berulah. Ketiga anak Semar tersebut mencari berbagai cara agar bisa datang ke Ibu Kota Baru (IKB). Mereka mau ikut upacara di sana, meski tak mendapat undangan dan tak paham makna dari peringatan kemerdekaan tersebut.
Sadar bahwa anak-anaknya hanya ingin membuat konten viral, Semar lalu mengingatkan mereka. Tetap saja, mereka bersikeras berangkat ke IKB. Akibatnya, terjadi hal yang lebih gawat.
Inilah sepenggal lakon yang dimainkan Teater Koma berjudul “Upacara: Seri Panakawan”, karya Rangga Riantiarno. Lakon ini dipentaskan di Galeri Indonesia Kaya di West Mall Grand Indonesia, Sabtu siang (3/8/2024).
Meski tokoh yang dalam lakon ini adalah tokoh pewayangan, ceritanya menyesuaikan isu terkini. Bahkan, gaya berbusana pun tidak kaku seperti busana wayang orang pada umumnya. Tokoh-tokoh Gareng, Petruk, dan Bagong mengenakan kostum keseharian warga pada umumnya. Petruk misalnya, mengenakan jaket dan celana jins dengan sepato bot. Sekilas, mirip kuli bangunan. Sementara Bagong dan Gareng menegakan kaos berwarna mencolok.
Baca juga:
Teater Koma Angkat Isu Papua dengan Lakon "Matahari Papua"
Lakon “Upacara” ingin menyampaikan makna dari peringatan kemerdekaan RI. Teater Koma mengajak penonton untuk menerjemahkan kembali arti merdeka dan mencintai negeri. Ekspresi cinta dan merdeka di masa lalu tentu berbeda dengan ekspresi generasi masa kini. Begitu pula perjuangan di masa kini menyesuaikan dengan kondisi saat ini.
Yang tak kalah penting, Teater Koma seolah ingin menyampaikan kepada pemerintah bahwa kritik masyarakat, baik secara lembut atau keras, bukan berarti masyarakat benci, melainkan ingin Indonesia lebih baik.
Teater Koma Angkat Isu Terkini
Selain sindir IKN, para panawakan versi Teater koma juga mengangkat berbagai isu kinian yang tengah ramai di media mainstream, media sosial, dan keseharian masyarakat. Sebut saja judi online.
Isu judi online sedang ramai diperbincangkan setelah Kepala BP2MI meyebut inisial “T” sebagai sosok pengendali judi online di Indonesia. Dalam pementasan ini, Rangga sebagai penulis dan sutradara menyuguhkan isu ini dengan ringan dan hanya sekilas. Para punakawan menyentil rencana pemerintah memberikan bansos kepada keluarga korban judi online.
“Upacara” juga menyindir potongan Tapera, peretasan Pusat Dana Nasinal, hingga kasus paylater dengan berbagai macam kasusnya. Teater Koma ingin menunjukkan bahwa masyarakat belum sepenuhnya merdeka di kehidupan sehari-harinya. Hal ini tentu menjadi perhatian pemerintah untuk meningkatkan literasi masyarakat dengan memberikan edukasi. Tak hanya pemerintah, influencer atau konten kreator juga menjadi sorotan Teater Koma dalam pementasan ini. Para Punawakan menyindir konten kreator yang hanya mencari viral, tapi minus edukasi.
Baca juga:
Para pelajar Antusias Saksikan Aksi Panawakan versi Teater Koma